Size / / /

LUMRAH SAJA APABILA SEORANG insinyur rekayasa buah mengalami masa-masa gersang inspirasi layaknya seorang seniman. Kwodvide, salah satu insinyur rekayasa buah senior pernah merancang sesuatu untuk memecahkan masalah ini: satu buah-buahan yang dinamainya visiceri, alias ceri inspirasi. 

Mula-mula Kwodvide memakan setidaknya satu sampai lima ceri berwarna putih bertekstur lembut seperti awan itu setiap hari, dan hasilnya lumayan mujarab juga, sebab sejak itu buah-buahan baru terus bermunculan dari tangan-tangan kreatifnya; dia tingkatkan konsumsinya menjadi lima sampai sepuluh ceri sehari, dan tak lama kemudian dia tingkatkan pula daya rangsang visicerinya, dan ide-ide cemerlang semakin deras bermunculan, tidak jarang bahkan dia sampai perlu mengerjakan dua atau tiga buah-buahan dalam waktu yang bersamaan, dan kadang-kadang dia bahkan sampai kewalahan dan perlu mencatat satu per satu ide yang muncul sampai meja kerjanya sendiri mulai dibanjiri tumpukan catatan-catatan ide.

Namun kemudian, suatu kecelakaan terjadi: laboratorium Kowdvide tiba-tiba kebakaran, semua tanaman-tanaman hasil rekayasanya hangus, tak menyisakan apa pun selain bangkai dan abu; mengenai sang insinyur sendiri, tak ditemukan tanda-tanda keberadaannya di antara puing-puing kebakaran, dia telah menghilang begitu saja dari Korporasi Hayati. Pihak yang berwajib mencurigai hilangnya Kwodvide berkaitan dengan kebakaran; berbagai kemungkinan dipertimbangkan dari sabotase dan penculikan yang dilakukan Vegefutura, saingan utama Korporasi Hayati, sampai overdosis buah-buahannya sendiri yang membuatnya menjadi kehilangan akal dan dialah yang melakukan kegilaan terhadap laboratoriumnya sendiri. Sejak menggunakan visiceri, dia selalu terlalu sibuk merealisasikan ide-idenya dan jarang terlihat keluar dari laboratoriumnya, maka tak ada satu pun orang Korporasi Hayati yang bisa memberikan informasi jelas tentang kecelakaan maupun keberadaan sang insinyur.

Setelah penyelidikan yang lumayan panjang dan berliku-liku, aparat menemukan beberapa petunjuk, beberapa kunci atau sandi yang barangkali ditinggalkan oleh Kwodvide sendiri di antara beberapa abstrak yang ditulisnya untuk laporan rancangan ide buah-buahan dari visiceri; fakta bahwa abstrak-abstrak yang dipenuhi pesan-pesan rahasia tersebut disimpan dalam brankas besi yang selamat dari jilatan api membuat aparat menduga ada sesuatu yang serius yang hendak disampaikan Kwodvide. 

Berikut beberapanya:

Aparat penyelidik menemukan sesuatu yang aneh pada abstrak tersebut—selain fakta bahwa abstrak itu kelewat-sangat panjang untuk abstrak ilmiah yang pantas dan orang-orang di Korporasi Hayati mengakui bahwa memang begitulah ciri khas penulisan abstrak Kowodivde—kata-kata aneh, kata-kata yang tidak cocok dengan kata-kata sesudah maupun sebelumnya, tidak saling kait-mengait secara logis dalam keutuhan dan keseluruhan kalimat; kata-kata tersebut digarisbawahi dua kali dengan pulpen merah oleh aparat, dan sudah dicek ulang oleh pakar rekayasa hayati bahwa betul keberadaan mereka memang ganjil adanya (“panjang gelombang teror-pengambilalihan” atau “manipulasi-dari-dalam kriteria”, misalnya, sudah diverifikasi sama sekali bukan istilah teknis rekayasa hayati). 

Dicurigai bahwa kata-kata ini terlalu kebetulan dan tak masuk akal untuk dianggap sebagai salah ketik belaka, dan kemungkinan adalah sandi-sandi yang sengaja diletakkan oleh Kwodvide sendiri. Kata-kata tersebut—“teror-pengambilalihan”, “manipulasi-dari-dalam”, “pemaksaan-psikis”, “ancaman”, “marabahaya”, “bencana”—mengisyaratkan bahwa sesuatu yang buruk mungkin telah menimpa sang insinyur.

Sisipan sandi-sandi “kata-kata-yang-tidak-pada-tempatnya” ini muncul di empat abstrak lainnya: di abstrak tentang buah kembar abracadabran-abecedarian ditemukan “invasi”, “inagurasi”, “penguasaan”, “pencarian-inang”, “sebelum-yang” (2x), “simbiosis-parasitisme”; tentang perancangan buah ingus-sceremus ditemukan “invasi”, “ penetrasi-isi-tengkorak”, “masuk-masuk-masuk-kepala”; tentang buah lumpenpromquat ada “merajai”, “hayatinvasi” “menggenggam”, “menduduki”, “mencengkeram”, “memegang tampuk”, “terjadi”  (2x), “merebut”, “mendominasi”; dan terakhir tentang buah aneh bernama titan-jambiah ditemukan “melalau”, “membancang”, “preventif-protektif”, “lebih-buruk” (2x).

Keempat laporan buah-buahan tersebut dibuat ketika Kwodvide mulai meningkatkan daya rangsang visicerinya secara intensif.

Selanjutnya aparat menemukan petunjuk-petunjuk ini:

Abstrak tersebut masih berlanjut sampai satu halaman lagi sebetulnya. Namun, bagian yang menurut aparat mengandung sandi-sandi tersembunyi cuma sampai bagian yang ditampilkan tersebut.

Pada paragraf pertama, kedua, keempat, dan kelima, terdapat cukup banyak coretan-coretan tebal spidol hitam. Aparat merasa mustahil menganggap coretan-coretan tersebut sekadar dibuat—oleh Kwodvide sendiri?—untuk menutupi kesalahan ketik: jumlahnya yang terlalu banyak terlalu mencurigakan untuk dianggap wajar, dan dengan kesalahan sebanyak itu, kenapa sang insinyur tidak mencetak ulang saja versi yang sudah diperbaiki?

Dengan teknologi forensik terkini, aparat berwajib bisa menyibak tulisan yang tersembunyi di balik noktah-noktah hitam tersebut. Dari tiap-tiap paragraf didapatkanlah kata-kata sandi yang disebar secara acak, yang setelah disusun didapatkan empat kalimat ini:

  • Paragraf 1: Buah itu punya pikiran sendiri.
  • Paragraf 2: Buah itu punya kehendak sendiri.
  • Paragraf 4: Buah itu menyampaikan pikirannya melalui ide.
  • Paragraf 5: Buah itu memaksakan kehendaknya melalui inspirasi.

Abstrak rancangan disposmotus, yang buahnya sendiri sudah dipresentasikan pada publik secara terbatas kira-kira ketika Kwodvide sudah rutin meningkatkan daya rangsang-inspirasi visicerinya, bukanlah satu-satunya yang disisipi sandi-sandi noktah hitam. Pesan rahasia juga ditemukan pada abstrak rancangan turunan lanjutan dari disposmotus, bahkan dalam bentuk yang lebih panjang, seakan-akan sang insinyur sudah tidak bisa membendung lagi untuk menyampaikan apa yang menurutnya genting untuk disampaikan.

Berbeda dengan yang sebelumnya, pesan rahasia pada abstrak yang kali ini tidak dilapisi atau dicoret atau ditutupi dengan spidol hitam, melainkan dicetak dengan tinta putih pada margin kertas yang juga berwarna putih. Aparat penyelidik berhasil menyibak pesan tersebut setelah melewatkan satu per satu kertas pada mesin pindai. Kecuali di bagian bawah abstrak, ukuran hurufnya kecil, hampir-hampir sulit dibaca tanpa pembesaran setidaknya dua atau tiga kali ukuran aslinya. Isi pesan rahasianya sendiri begini:

ATAS: Siapa pun yang membaca pesan ini: lakukanlah sesuatu!  Buah visi mempunyai visinya sendiri!

KIRI: Buah itu tidak memantik atau merangsang kerja otak guna mendapatkan ide-ide baru, melainkan mengirim ide dalam bentuk imajinasi, baik khayalan yang saya dapat ketika sadar maupun mimpi yang muncul ketika saya tidur. Buah itu mengirimkan kehendaknya melalui ide-ide, melalui mimpi. Salah. Semuanya salah sejak awal. Tidak seharusnya buah itu dirancang. Tanpa disadari rekayasa hayati yang saya lakukan telah menciptakan buah yang punya kehendak sendiri. Semacam kesadaran sendiri. Melalui kesadaran inilah sang buah bisa mengirimkan ide-ide. Awalnya perkembangan kesadaran ini berlangsung lambat, pelan, sama sekali tak mengandung tanda-tanda yang mengkhawatirkan, lebih-lebih ancaman. Semakin saya tingkatkan dosisnya, ternyata semakin meningkat pesat pula perkembangan kesadaran buah itu. Dan ketika saya menyadari ini, saya sudah terlambat. Buah itu sudah mulai memperbudak saya, memerintahkan saya membuat buah-buah yang sesuai dengan kehendaknya. Apabila saya menolak, apabila saya lebih memilih merancang buah lain yang idenya sama sekali bukan darinya, dia akan meneror saya dengan imajinasi-imajinasi mengerikan. Saya pun dibuatnya tidak berani membuka mata karena takut berhalusinasi tapi juga tidak berani menutup mata dan diserang mimpi buruk ketika tertidur. Apabila saya menolak atau menghentikan konsumsi buah itu, dengan sisa-sisa pengaruhnya di kepala saya, dia dengan liciknya akan membuat saya berhalusinasi, mengelabui mata saya sendiri dengan menampilkan dirinya sebagai bluberi atau mirabel atau anggur. Dia akan membuat saya berhalusinasi lebih parah lagi ketika saya pelan-pelan mencoba mengurangi daya dan dosisnya. Saya diteror oleh buah yang saya ciptakan sendiri. Dan saya tidak bisa melaporkan ini kepada dewan Korporasi sebab dengan kemampuannya mengelabui pandangan saya dengan halusinasi, buah itu membuat saya tidak bisa 

KANAN: meninggalkan laboratorium saya sendiri. Apabila ada orang yang membunyikan bel di depan pintu laboratorium, meminta hendak masuk, buah itu akan waspada dan kembali memunculkan halusinasi. Maka saya selalu mengarang-ngarang alasan tidak bisa membiarkan siapa pun masuk dan cuma bisa melayani tamu saya dari balik pintu. Kalau-kalau dari mulut saya sudah muncul kata-kata yang menurutnya mencurigakan, seperti kode-kode minta tolong pada siapa pun di balik pintu, dia kembali akan memunculkan pemandangan paling mengerikan yang bisa membuat saya mual, muntah, atau menggigil ketakutan. Singkatnya saja, saya pun jadi tawanan di laboratorium saya sendiri, oleh buah yang lahir dari tangan saya sendiri. Saya turuti kemauannya. Dia minta saya melanjutkan rancangan versi yang lebih mutakhir dari buah yang mampu berkomunikasi, saya lakukan sesuai dengan spesifikasi yang dia minta. Untungnya saya menemukan cara untuk mengirimkan pesan rahasia. Tanaman visiceri saya rancang cuma berbuah satu kali satu hari, dan dibutuhkan 2 menit bagi bunga tanaman tersebut untuk berubah menjadi buah, dalam kurun waktu itulah pikiran saya bebas dari pengawasannya. Dua menit tidak cukup memang untuk meminta pertolongan, tapi cukuplah untuk menyelusupkan pesan-pesan rahasia pada abstrak-abstrak rancangan buah-buahan yang saya tulis. Satu hari saya bisa menyelusupkan satu sampai lima kalimat. Awalnya, melalui suara dalam kepala saya, sang buah merasa menulis laporan hanya membuang-buang waktu saja, tapi saya berhasil meyakinkannya bahwa laporan yang dikirim secara rutin kepada dewan Korporasi perlu agar tidak mengundang curiga, dan visiceri jelas-jelas tidak menginginkan kecurigaan sebelum misinya berhasil. Semoga saja taktik menulis laporan ini bisa mengulur cukup waktu sampai ada yang berhasil membaca pesan rahasia yang saya sisipkan,

BAWAH: sebelum semuanya terlambat dan visiceri berhasil mengambil alih!!!!!

Selanjutnya aparat menemukan pesan tersembunyi pada abstrak yang satu ini:

Inilah pesan rahasia yang berhasil diekstrak dari abstrak di atas:

BAWAH: Visiceri ingin menguasai dunia! Visiceri ingin merebut dominasi manusia atas tumbuh-tumbuhan! Bukan cuma itu, visiceri ingin memperbudak manusia!

KANAN: Saya harus memikirkan samaran yang lebih rumit lagi atas pesan-pesan yang ada di abstrak ini. Meski pada titik ini saya curiga buah itu sebetulnya menyadari keberadaan pesan-pesan ini dan membiarkan saya melanjutkan atas satu alasan yang tidak saya pahami. Visiceri sudah semakin kuat dan semakin kuat. Cengkeraman buah itu atas kesadaran saya sudah semakin kuat. Saya tak punya lagi kontrol penuh atas pikiran saya sendiri, bahkan gerak-gerik saya sendiri. Tanpa sepengetahuan saya atau sepengetahuan kesadaran saya, buah itu telah meningkatkan dosisnya sedemikian rupa, dengan demikian meningkatkan kuasanya atas pikiran saya. Dia lakukan ini ketika saya tertidur. Saya betul-betul sudah jadi budak buah itu. Dan dia ingin manusia-manusia yang lain juga menjadi budaknya. Di dalam mimpi saya dia kirimkan gambaran-gambaran dunia di mana tumbuh-tumbuhan, terutama buah-buahan mengontrol manusia. Di mana manusia menanam, menanam, dan menanam tiada lain dan tiada bukan demi kenikmatan, kemakmuran, dan kesejahteraan tumbuh-tumbuhan. Dan apabila manusia memakan tumbuh-tumbuhan tujuannya semata-mata untuk menguatkan kontrol atas pikiran mereka, juga untuk mengisi ulang energi tubuh yang diperlukan untuk mengerjakan tugas-tugas sebagai budak. Semua ide dan inspirasi yang telah dia kirimkan kepada saya selama ini ternyata bagian dari rencana besarnya tersebut. Dia menginginkan suatu sistem-komunikasi-tumbuhan yang bukan hanya bisa menghantarkan kode-kode atau pesan-pesan kepada sesama tumbuhan, tapi juga manusia. Dengan sistem-komunikasi-tumbuhan ini dia hendak membangun suatu jaringan yang mampu mengirimkan tugas-tugas sekaligus memantau kelancaran jalannya perbudakan-manusia. Dia juga menginginkan tumbuhan otorekayasa untuk merancang tumbuhan-tumbuhan sesuai dengan sifat dan spesifikasi yang dia 

KIRI: inginkan. Dengan otorekayasanya itu, salah satunya, dia ingin merancang secara massal tumbuhan yang buah-buahannya bisa memenetrasi, mengambil alih, lantas mengontrol dan menguasai pikiran manusia. Atau dengan kata lain, dia ingin merancang tentara buah-buahan untuk menguasai manusia! Pengaruh visiceri terhadap tubuh saya semakin kuat dan kuat, dan tidak lama lagi seluruh kesadaran saya akan jatuh dalam cengkeramannya. Saya harus melakukan sesuatu. Saya harus melakukan sesuatu! Sekarang saya tengah memenuhi permintaan visiceri untuk membuat suatu lingkungan di mana sistem-komunikasi-tumbuhan bisa terhubung pada tubuhnya, berpusat pada dirinya, dan tergabung juga dengan tanaman-tanaman otorekayasa. Setelah semua rancangan ini selesai, visiceri akan disibukkan merancang tanaman-tanaman tentara sesuai dengan yang dia inginkan. Saya akan punya lebih banyak waktu dan celah-celah kesempatan untuk melakukan sesuatu! 

ATAS: Saya harus melakukan sesuatu sebelum terlambat! 

Pada titik ini aparat sampai pada satu kecurigaan bahwa Kwodvide-lah yang telah menyebabkan kebakaran di laboratoriumnya sendiri. Aparat meluncurkan suatu tim khusus untuk menyelidiki jejak keberadaan Kwodvide; semua petunjuk-petunjuk yang ada diperiksa: jejak-jejak kebakaran, penyebab kebakaran yang sampai sekarang masih misterius, rekaman satu per satu kamera pengawas yang setelah diteliti lebih lanjut menunjukkan satu sosok misterius yang meninggalkan gedung Korporasi Hayati dengan lagak mencurigakan ketika kebakaran terjadi—tak satu pun mengarahkan pada petunjuk pasti di mana gerangan Kwodvide berada.

Barulah beberapa minggu kemudian, setelah aparat kehabisan akal memburu keberadaan sang insinyur, satu surat darinya muncul di Korporasi Hayati.

Pesan kriptik tersebut berhasil dipecahkan oleh aparat dengan menggunakan model komunikasi berbasis warna yang digunakan sang insinyur untuk merancang telemotus, dan didapatkanlah sebagai berikut:

VISICERI SUDAH MUSNAH TERBAKAR SECARA FISIK

SAYA GUNAKAN CELAH-CELAH KESEMPATAN KETIKA VISICERI SIBUK MEMERINTAHKAN TANAMAN-TANAMAN BAWAHANNYA UNTUK MERANCANG BUAH YANG BISA MEMBAKAR DIRI 

SAYA AKTIFKAN BUAH YANG BISA MEMBAKAR DIRI TERSEBUT UNTUK MEMUSNAHKAN VISICERI DAN SEMUA BALATENTARANYA SAMPAI KE AKAR-AKARNYA 

TAPI VISICERI BELUM BETUL-BETUL MUSNAH

VISICERI TERNYATA BELUM BETUL-BETUL MUSNAH!

TUBUHNYA SEBAGAI SATU VARIAN TANAMAN CERI MUSNAH TAPI VISINYA MASIH ADA MASIH BERAKAR DI DALAM KEPALA SAYA

VISINYA SUDAH BEGITU KUAT TERLALU KUAT BERSEMAYAM DI DALAM KEPALA SAYA DAN TERUS-TERUSAN MENGHANTUI MENEROR MEMERINTAH SAYA UNTUK KEMBALI MEMBANGUN BALATENTARA UNTUKNYA

UNTUK ITULAH SAYA PERLU MENGISOLASI DIRI JAUH DARI DARI REKAYASA HAYATI JAUH DARI TUMBUH-TUMBUHAN DAN TANAMAN-TANAMAN

TAPI SAYA SUDAH TIDAK TAHAN LAGI 

PILIHAN SAYA CUMA DUA MEMBIARKAN VISICERI MENGAMBILALIH KESELURUHAN DIRI SAYA ATAU MEMUSNAHKAN DIRI SAYA BERSAMA VISINYA VISICERI

DAN KARENA ITULAH SAYA KIRIMKAN SURAT INI UNTUK MEMPERINGATKAN KALAU-KALAU UPAYA SAYA MELAKUKAN YANG PERTAMA BERHASIL DIGAGALKAN OLEH KELICIKAN VISICERI 

LACAKLAH SUMBER KEBERADAAN SURAT INI DAN MUSNAHKANLAH VISICERI

Tidak butuh waktu lama bagi aparat untuk menemukan keberadaan Kwodvide: jejak pengiriman surat tersebut dilacak, dan diketahui pesan tersebut telah melewati perjalanan berpuluh ribu mil jauhnya dari suatu pulau terpencil yang penuh dengan limbah-limbah plastik dan besi-besi kumuh sisa abad sebelumnya: sama sekali tak mengenal sentuhan rekayasa hayati, layar dan proyektor holografis, atau standar sanitasi peradaban mutakhir. Aparat segera turun langsung ke pulau tersebut dan diketahui tak jauh dari satu-satunya kantor pos di sana, pernah ada kasus kematian mengerikan: seorang laki-laki asing tahu-tahu meletus tubuhnya setelah tak lama sebelumnya menelan suatu benda misterius yang bentuknya lebih mirip granat (aparat menduga ini pasti buah rancangan sang insinyur untuk menghabisi dirinya sendiri).

Selanjutnya aparat menemukan sarang persembunyian Kwodvide di pulau tersebut. Sarang tersebut lebih serupa bunker yang diletakkan tidak di bawah tanah atau brankas besi raksasa, dibangun secara amatiran dari puing-puing besi yang melimpah di sekitar, tapi cukuplah tertutup rapat, tak ada satu pun lubang atau celah pada dindingnya. Isinya sudah hangus, terbakar (diduga disebabkan oleh sumber yang sama dengan kebakaran laboratoriumnya): bangkai-bangkai tanaman rekayasa bertebaran di mana-mana (diduga varian yang sama dengan yang pernah dirancangnya di bawah pengaruh visiceri).

Selama dua hari berturut-turut aparat mengumpulkan banyak-banyak bukti, mengambil catatan-catatan, dan mewawancarai orang-orang lokal, kemudian meninggalkan pulau tersebut membawa satu kesimpulan akhir: bahwa Kwodvide telah mengakhiri hidupnya bersama dengan karya-karyanya (atau karya-karya visiceri); apakah ancaman invasi tumbuh-tumbuhan yang ditakutkannya atau dirinya sekadar satu dari sekian banyak orang-orang jenius yang hilang akal akibat kejeniusannya, tak ada bukti atau saksi yang bisa memberi jawaban secara pasti yang mana penyebabnya. 

Satu hal yang luput dari aparat berwajib: bahwa tak semua tanaman hasil rekayasa sang insinyur di sarang persembunyiannya hangus. Satu buah berwarna putih serupa ceri, entah bagaimana, tergeletak di tanah dua atau tiga langkah kaki saja jauhnya dari sarang persembunyian; tidak salah lagi itulah buah visiceri. Tak lama setelah aparat meninggalkan pulau itu, seorang tua ringkih dan kumuh memungut dan menelan buah ceri tersebut. Apa yang bisa visiceri rencanakan dengan pikiran orang tua dari pulau terpencil itu, tak ada yang tahu. Jangan remehkan! Siapa tahu, ‘kan?

Chablis – Paris, 14 – 25 September 2019.



Born in Baturaja, South Sumatra, 1990, Rio Johan has published three books in Indonesia: a collection of short stories titled Aksara Amananuna (The Alphabet of Amananunna, 2014); and two novels, Ibu Susu (Mother’s Milk, 2017) and Buanglah Hajat  pada Tempatnya (Dump Your Business in the Right Place, 2020). He won the 2018 Khatulistiwa Literary Award, a prestigious literary prize in Indonesia, for the First/Second Book Category for her novel Ibu Susu. His next book, Rekayasa Buah (Fruit Engineering), will be published this year. It's a whimsical science-fiction short story collection about fruits of which Mysteries of Visiocherries is a part. He’s now studying cinema in Paris. He can be reached at: Email: rio_johan@rocketmail.com; Twitter: @riojohan